PEKASAM DARI PALEMBANG
Salah satu produk fermentasi ikan yang diproduksi di Indonesia adalah Pekasam. Pekasam merupakan produk olahan ikan dengan cara difermentasi melibatkan bakteri asam laktat dan garam. Dalam proses pengolahan Pekasam ditambahkan sumber karbohidrat seperti nasi dingin dengan tujuan merangsang pertumbuhan bakteri asam laktat. Bakteri asam laktat akan menguraikan pati menjadi senyawa-senyawa sederhana yaitu asam laktat, asam asetat, asam propionat (Ike Apriani, 2015).
Pekasam merupakan produk fermentasi ikan tradisional yang rasanya asam dan banyak dikenal di berbagai daerah Indonesia, terutama di Sumatera Selatan salah satunya di Palembang Proses pembuatan pekasam masih dilakukan secara tradisional dengan menerapkan fermentasi spontan. Pertumbuhan mikroorganisme yang berperan selama proses fermentasi, dirangsang dengan penambahan garam dan nasi sebagai sumber karbohidrat dalam kondisi anaerobik, sehingga mikroorganisme yang terdapat pada bekasam beranekaragam sesuai dengan perubahan lingkungan (Susi Lestari, 2018).
Di Palembang terutama di daerah seberang ulu I masyarakatnya banyak memanfaatkan ikan kecil yang akan dijadikan untuk pembuatan pekasam. Salah satu ikan yang digunakan oleh masyarakat setempat yaitu menggunakan ikan sepat/ikan kecil. Dan sebagai tambahanya menggunakan nasi yang dingin (bukan basi).
Cara Pembuatan Pekasam
Adapun cara pembuatan pekasam dengan bahan utamanya ikan sepat rawa menurut Erni selaku pembuat dan penjual pekasam yaitu sebagai berikut:
Siapkan alat dan bahan seperti wadah, ikan sepat rawa, garam, nasi kering.
Cuci ikan sepat rawa dengan bersih dan tiriskan
Setelah ikan sepat kering lalu masukan kepadah wadah, dan beri garam sebanyak mungkin biar ikannya cepat asam, dan tambahkan nasi dingin lalu aduk-aduk menggunakan tangan sampai rata
Lalu, masukan kedalam kantong plastik/ botol tertutup supaya fermentasi pekasam tadi tidak akan berulat. Lalu ikat.
Lalu diamkan selama 1 minggu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar